Diterangkan di dalam Kitab Fathurrahman,
berbahasa Arab, yaitu pada halaman 523, disebutkan bahwa nama Allah
itu tertulis di dalam Al-Quran sebanyak 2,696 tempat (kali).
Apa kiranya hikmah yang dapat kita ambil, mengapa begitu banyak nama Allah, (bagi) Dzat yang maha Esa itu, bagi kita…?
Allah, Dzat yang Maha Esa, berpesan: “ Wahai Hambaku janganlah kamu sekalian lupa kepada namaku “
Maksudnya : Allah itu namaku dan Dzatku, dan tidak akan pernah bercerai, Namaku dan Zatku itu,, ia satu (esa).
Allah
Swt juga telah menurunkan 100 kitab kepada para nabi-nabinya, kemudian
ditambah empat kitab lagi sehingga jumlah keseluruhan kitab yang telah
diturunkan-Nya berjumlah 104 buah kitab, dan yang 103 buah kitab itu
rahasianya terhimpun di dalam Al-Qurannul karim, dan rahasia Al-Qurannul
karim itu pun rahasianya terletak pada kalimah “ALLAH”.
Begitu pula dengan kalimah La Ilaha Ilallah, jika ditulis dalam bahasa arab ada dua belas huruf, dan jika digugurkan lapan huruf pada awal kalimah La Ilaha Ilallah, maka akan tertinggal empat huruf saja, yaitu Allah.
Makna
kalimah ALLAH itu adalah sebuah nama saja, sekalipun digugurkan satu
persatu nilainya tidak akan pernah berkurang, bahkan akan mengandung
makna dan arti yang mendalam, dan mengandung rahasia penting bagi
kehidupan kita selaku umat manusia yang telah diciptakan oleh Allah Swt
dalam bentuk yang paling sempurna.
ALLAH
jika diarabkan maka Ia akan berhuruf dasar Alif, Lam diawal, Lam
diakhir dan Ha. Seandainya kata ingin kita melihat kesempurnaannya maka
gugurkanlah satu persatu, atau huruf demi hurufnya.
1
Gugurkan huruf pertamanya, yaitu huruf Alif (ا ), maka akan tersisa
tiga huruf saja dan bunyinya tidak Allah lagi, tetapi akan berbunyi
Lillah, artinya bagi Allah, dari Allah, kepada Allahlah kembalinya
segala makhluk.
2
Gugurkan huruf keduanya, yaitu huruf Lam awal (ل ), maka akan tersisa
dua huruf saja dan bunyinya tidak lillah lagi, tetapi akan berbunyi
Lahu. Lahu Mafissamawati wal Ardi, artinya Bagi Allah segala apa saja yang ada pada tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi.
3 Gugurkan
huruf ketiganya, yaitu huruf Lam akhir ( ل), maka akan tersisa satu
huruf saja dan bunyinya tidak lahu lagi, tetapi Hu, Huwal haiyul qayum, artinya Zat Allah yang hidup dan berdiri sendirinya.
Kalimah HU ringkasnya dari kalimah Huwa, sebenarnya setiap kalimah Huwa, artinya Zat, misalnya:
Qul Huwallahu Ahad., artinya Zat yang bersifat kesempurnaan yang dinamai Allah. Yang dimaksud kalimah HU itu menjadi berbunyi AH, artinya Zat.
Bagi
sufi, napas kita yang keluar masuk semasa kita masih hidup ini berisi
amal bathin, yaitu HU, kembali napas turun di isi dengan kalimah ALLAH,
ke bawah tiada berbatas dan ke atas tiada terhingga.
Perhatikan beberapa pengguguran – pengguguran di bawah ini:
Ketahui
pula,, jika pada kalimah ALLAH itu kita gugurkan Lam (ل ) pertama dan
Lam (ل ) keduanya, maka tinggallah dua huruf yang awal dan huruf yang
akhir (di pangkal dan di akhir), yaitu huruf Alif dan huruf Ha (dibaca
AH).
Kalimah
ini (AH) tidak dibaca lagi dengan nafas yang keluar masuk dan tidak
dibaca lagi dengan nafas ke atas atau ke bawah tetapi hanya dibaca
dengan titik.
Kalimah
AH, jika dituliskan dengan huruf Arab, terdiri dua huruf, artinya
dalam bahasa disebutkan INTAHA (Kesudahan dan keakhiran), seandai saja
kita berjalan mencari Allah tentu akan ada permulaannya dan tentunya
juga akan ada kesudahannya, akan tetapi kalau sudah sampai lafald Zikir
AH, maka sampailah perjalanan itu ketujuan yang dimaksudkan. (Silahkan bertanya kepada ahlinya).
Selanjutnya
gugurkan Huruf Awalnya, yaitu huruf ALIF dan gugurkan huruf akhirnya,
yaitu huruf HA, maka akan tersisa dua buah huruf di tengahnya, yaitu
huruf LAM pertama (Lam Alif) dan huruf LAM kedua ( La Nafiah). Qaidah
para sufi menyatakan tujuannya adalah Jika berkata LA (Tidak ada Tuhan),
ILLA (Ada Tuhan), Nafi mengandung Isbat, Isbat mengandung Nafi tiada
bercerai atau terpisah Nafi dan Isbat itu.
Selanjutnya,
gugurkan huruf LAM kedua dan huruf HU, maka yang tertinggal juga dua
huruf, yaitu huruf Alif dan huruf Lam yang pertama, kedua huruf yang
tertinggal itu dinamai Alif Lam La’tif dan kedua huruf itu menunjukkan
Dzat Allah, maksudnya Makrifat yang semakrifatnya dalam artian yang
mendalam, bahwa kalimah Allah bukan NAKIRAH, kalimah Allah adalah
Makrifat, yakni Isyarat dari huruf Alif dan Lam yang pertama pada awal
kalimah ALLAH.
Gugurkan
tiga huruf sekaligus, yaitu huruf LAM pertama, LAM kedua, dan HU maka
tinggallah huruf yang paling tunggal dari segala yang tunggal, yaitu
huruf Alif (Alif tunggal yang berdiri sendirinya).
Berilah
tanda pada huruf Alif yang tunggal itu dengan tanda Atas, Bawah dan
depan, maka akan berbunyi : A.I.U dan setiap berbunyi A maka dipahamhan
Ada Zat Allah, begitu pula dengan bunyi I dan U, dipahamkan Ada Zat
Allah dan jika semua bunyi itu (A.I.U) dipahamkan Ada Zat Allah, berarti
segala bunyi/suara di dalam alam, baik itu yang terbit atau datangnya
dari alam Nasar yang empat (Tanah, Air, Angin dan Api) maupun yang
datangnya dan keluar dari mulut makhluk Ada Zat Allah.
Penegasannya
bunyi atau suara yang datang dan terbit dari apa saja kesemuanya itu
berbunyi ALLAH, nama dari Zat yang maha Esa sedangkan huruf Alif itulah
dasar (asal) dari huruf Arab yang banyaknya ada dua puluh lapan huruf.
Dengan
demikian maka jika kita melihat huruf Alif maka seakan-akan kita telah
melihat dua puluh lapan huruf yang ada. Lihat dan perhatikan sebuah
biji pada tumbuh-tumbuhan, dari biji itulah asal usul segala urat,
batang, daun, ranting, dahan dan buahnya.
Syuhudul Wahdah Fil Kasrah, Syuhudul Kasrah Fil Wahdah.
Pandang
yang satu kepada yang banyak dan pandang yang banyak kepada yang satu,
maka yang ada hanya satu saja, yaitu satu Zat dan dari Zat itulah
datangnya Alam beserta isinya.
Al-Quran
yang jumlah ayatnya 6666 ayat akan terhimpun ke dalam Suratul Fateha,
dan Suratul Fateha itu akan terhimpun pada Basmallah, dan Basmallah
itupun akan terhimpun pada huruf BA, dan huruf BA akan terhimpun pada
titiknya (Nuktah). Jika kita tilik dengan jeli maka titik itulah yang
akan menjadi segala huruf, terlihat banyak padahal ia satu dan terlihat
satu padahal ia banyak.
Selanjutnya
Huruf-huruf lafald Allah yang telah digugurkan maka tinggallah empat
huruf yang ada di atas lafald Allah tadi, yaitu huruf TASYDID (bergigi
tiga, terdiri dari tiga huruf Alif) di atas Tasydid adalagi satu huruf
Alif.
Keempat
huruf Tasydid itu adalah isyarat bahwa Tuhan itu Ada, maka wajib bagi
kita untuk mentauhidkan Asma Allah, Af’al Allah, Sifat Allah dan Zat
Allah.
Langkah terakhir gugurkan keseluruhannya, maka yang akan tinggal adalah kosong. LA SAUTUN WALA HARFUN, artinya tidak ada huruf dan tiada suara, inilah kalam Allah yang Qadim, tidak bercerai dan terpisah sifat dengan Zat.
Tarku Mayiwallah (meninggalkan selain Allah) Zat Allah saja yang ada. La Maujuda Illallah (tidak ada yang ada hanya Allah).
Pertanyaan:
Siapa ALLAH? Siapa AKU?Apakah tujuan AKU diciptakan?
Apakah benar ada Tuhan yang perlu disembah atau sebaliknya?
Jawaban:
Allah ada yang Zahir dan ada yang Bathin, maksudnya ada yang nampak, ada yang tersembunyi,
contohnya: ghaib titik, alif yang nyata; titik tersembunyi di dalam alif; atau Ghaib Allah Hamba yang nyata, tetapi esa juga adanya, tampa bercampur, tampa bertempat.
contohnya: ghaib titik, alif yang nyata; titik tersembunyi di dalam alif; atau Ghaib Allah Hamba yang nyata, tetapi esa juga adanya, tampa bercampur, tampa bertempat.
Kelihantan dua nama tetapi satu (esa), yang nampak dinamakan Hamba dan yang tersembunyi (bathin) dinamakan Allah.
1_
Tujuan Allah mencipta hambanya, sebanarnya Tuhan ingin menampakkan
sifatnya di dunia, kalau tidak nampak siapa yang mengenal.
2_ Allah ingin mengenal dirinya dan memuji dirinya yang zahir, yang paling duminan adalah Rasa.
Berlakunya Sembah, atas kenal mengenal, yang dikenal puji memuji, yang dipuji, ya_saya, ya_kamu, itulah sebenarnya sembah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar